Belum
terlewat menadah tangan
Memohon
pada Ilahi
Kuserahkan
sekeping hati yang pasrah
Dalam
perjalanan duka yang tidak bertepi
Belum
terlewat menadah tangan
Saat pilu
mencengkam hati
Menjenguk
gelas kekecewaan
Yang
pahit persis jadam
Sungguh
payah mencari sebuah keikhlasan
Bagaikan
seekor semut hitam
Pada
malam yang kelam
Terkurung
dalam penjara kesalahan
Tidak
nampak jalan pulang
Lantera
sebuah kehidupan
Memang
sangat memedihkan
Lantaran sebuah kealpaan
Telah
mengundang sejuta penyesalan
Ketika
doa menginjak kalbu
Mengetuk
pintu keinsafan
Mata
tidak mampu dibuka
Diam
yang membawa luka
Diam
yang mengundang lara
Lambat
lagi kah maut menjemput
Mengiringi
segala penyesalan
Sesungguhnya
kemaafan itu
Sebuah
hadiah yang terindah
Kalungkan aku sumpah setia
Rantaikan
aku ikatan kasih
Untuk
menyuluh serelung hati
Bersama
gerimis di pipi
Menadah
tangan merendah hati
Menerima takdir cinta Ilahi
Menerima takdir cinta Ilahi
Andai
itu tertulis di azali
No comments:
Post a Comment